BAB III
KEGIATAN PERAKTEK LAPANGAN
3.1 Sistem Rem
3.1.1
Pengertian
Sistem Rem
Sistem rem dalam suatu kendaraan
sepeda motor termasuk sistem yang sangat penting karena berkaitan dengan faktor
keselamatan berkendara. Sistem rem berfungsi untuk memperlambat dan atau
menghentikan sepeda motor dengan cara mengubah tenaga kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga
panas. Perubahantenaga tersebut diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak
yangdipasangkan pada roda sepeda motor dengan suatu bahan yangdirancang khusus
tahan terhadap gesekan.
Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman.Oleh
karena itu komponen yang dibuat
untuk sistem rem harusmempunyai sifat bahan yang tidak hanya menghasilkan
jumlah gesekanyang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan tidak
menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan tersebut melelehatau berubah
bentuk. Bahan-bahan yang tahan terhadap gesekantersebut biasanya merupakan
gabungan dari beberapa bahan yangdisatukan dengan melakukan perlakuan tertentu.
Sejumlah bahantersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar,resin/damar,
fiber dan bahan-bahan aditif/tambahan lainnya
3.1.2
Macam-Macam Rem
Terdapat dua tipe sistem rem yang digunakan pada sepeda motor, yaitu: Rem
tromol (drum brake) dan rem cakram/piringan (discbrake). Cara
pengoperasian sistem rem-nya juga terbagi dua, yaitu;secara mekanik dengan
memakai kabel baja, dan secara hidrolik dengan menggunakan fluida/cairan. Cara
pengoperasian sistem rem tipe tromol umumnya secara mekanik, sedangkan tipe cakram
secara hidrolik.
3.1.3
Fungsi Rem
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa rem merupakan bagian penting
dari sebuah kendaraan baik sepeda, sepeda motor, maupun mobil, sehingga setiap
kendaraan selalu dilengkapi dengan sistem rem.
Rem dalam kendaraan memiliki fungsi
:
a.
Untuk mengurangi atau memperlambat laju kendaraan.
b.
Menghentikan kendaraan.
c.
Sebagai alat keselamatan dan menjamin keamanan bagi
pengendaranya.
Mengingat rem demikian penting
peranannya dan selau berhubungan dengan keselamatn pengendara dan orang lain,
maka tidak berlebihan kiranya jika kondisi rem selalu diperhatikan, dirawat,
serta mendapat pemeliharaan yang baik.
3.1.4
Prinsip
Kerja Rem
Prinsip kerja rem adalah berlawanan
dengan prinsip kerja mesin “ Mengubah energi panas menjadi energi gerak
(kinetik) untuk menggerakkan kendaraan “sedangkan pada perinsip kerja rem
berlaku sebaliknya yaitu : “Mengubah energi gerak (kinetik) menjadi energi
panas untuk menghentikan laju kendaraan .
Rem bekerja disebabkan adanya sistem
gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman diperoleh dari
adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek yaitu :
a.
Kanvas rem dengan tromol pada sistem rem tromol (drum
brake), gesekan antara tromol dan kanvas rem akan dipengaruhi oleh temperatur
kanvas itu sendiri, biasanya gesekan akan berkurang dan gaya pengereman menjadi
menurun ketika tromol dan kanvas menjadi panas.
b.
Pad dengan cakram pada sistem rem cakram (disc brake),
karena bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya dapat disalurkan
secepatnya sehingga fungsi rem tetap stabil dalam berbagai kondisi.
Gambar 3.1Prinsip kerja rem
3.1.5
Jenis-Jenis Rem
A. Rem Tromol
1.
Pengertian Rem tromol merupakan sistem rem yang telah
menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil
pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol
sederhana dan murah.
2.
Komponen rem tromol Konstruksi rem tromol umumnya
terdiri dari komponen-komponen seperti:
a.
sepatu rem (brake shoe) berfungsi sebagai
bidang pengereman dengan cara bergesekan dengan tromol yang mengakibatkan terjadinya
pengereman.
b.
tromol (drum) sebagai bidang pengereman dengan
cara bergesekan dengan kanvas rem yang mengakibatkan terjadinya pengereman
c.
pegas pengembali (return springs) Sebagai daya
pengembali setelah pengereman.
d.
tuas penggerak (lever) untuk menggerakkan cam
sehingga kanvas merenggang dan bersentuhan dengan tromol dan terjadilah
pengereman.
e.
dudukan rem tromol (backplate) sebagai tempat
dudukan rem tromol
f.
cam berfungsi untuk menggerakkan kamvas rem agar
bersentuhan dengan tromol sehingga terjadi pengereman.
g.
Seal untuk pelindung antara lever dengan backplate
agar tidak cepat aus
h.
Washer berfungsi untuk pengunci cam agar tidak
bergerak kemana-mana
3.
Cara kerja
Cara pengoperasian rem tromol pada
umumnya secara mekanik yang terdiri dari;pedal rem (brakepedal) dan
batang (rod) penggerak.
Gambar 3.2 Konstruksi
rem tromol
Pada saat kabel atau batang
penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran
roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas
rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan
kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat
ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran
roda.
Gambar 3.3 Rem tromol
dan kelengkapannya
Rem tromol terbuat dari besi tuang
dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul
dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem
(dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk
mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekan-gesekan sepatu
rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan
putaran tromol tersebut.
Rem jenis tromol disebut “internal
expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip
pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang mempunyai
daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga
bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur untukmenahan air dan debu
yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran.
Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada
sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:
1.
Tipe Single Leading Shoe
Rem tromol
tipe single leading shoe merupakan rem paling sederhana yang hanya
mempunyai sebuah cam/nok penggerak untuk menggerakkan dua buah sepatu rem. Pada
ujung sepatu rem lainnya dipasang pivot pin (pasak) sebagai titik
tumpuan sepatu rem.
Gambar
3.4 Rem tromol tipe single leading shoe
2.
Tipe Two Leading Shoe
Rem tromol
tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya pengereman kira-kira satu
setengah kali single leading shoe. Terutama digunakan sebagai rem depan,
tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk brake (rem cakram). Rem tipe ini
mempunyai dua cam/nok dan ditempatkan di masing-masing ujung dari leading
shoe dan trailing shoe. Cam tersebut bergerak secara bersamaan
ketika rem digunakan melalui batang penghubung yang bisa distel. Setiap sepatu
rem mempunyai titik tumpuan tersendiri pivot) untuk menggerakkan cam.
Gambar 3.5 Rem tromol tipe
two leading shoe
B. Rem Cakram
(Disc Brake)
1.
Pengertian
Rem cakram dioperasikan secara
mekanis dengan memakai kabel baja dan batang/tangkai secara hidrolist dengan
memakai tekanan cairan. Pada rem cakram, putaran roda dikurangi atau dihentikan
dengan cara penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah sepatu rem (brake
pads). Rem cakram mempunyai sebuah plat disc (plat piringan) yang terbuat
dari stainless steel (baja) yang akan berputar bersamaan dengan roda. Pada saat
rem digunakan plat disc tercekam dengan gaya bantalan piston yang bekerja
sacara hidrolik.
2.
Tipe Rem Cakram
Menurut mekanisme penggerakannya,
rem cakram dibedakan menjadi dua tipe, yaitu rem cakram mekanis dan rem cakram
hidrolis. Pada umumnya yang digunakan adalah rem cakram hidrolis
Pada rem cakram tipe hidrolis
sebagai pemindah gerak handel menjadi gerak pad, maka digunakanlah minyak rem.
Ketika handel rem ditarik, piston di dalam silinder master akan terdorong dan
menekan minyak rem keluar silinder. Melalui selang rem tekanan ini diteruskan
oleh minyak rem untuk mendorong piston yang berada di dalam silinder caliper.
Akibatnya piston pada caliper ini mendorong pad untuk mencengkram cakram,
sehingga terjadilah aksi pengereman
3.
Cara kerja rem cakram
Saat tangkai rem atau pedal
digerakkan, master silindermengubah gaya yang digunakan kedalam tekanan cairan.
Master silinderini terdiri dari sebuah reservoir yang berisi cairan minyak rem
dan sebuahsilinder yang mana tekanan cair diperoleh. Reservoir biasanya dibuat
dariplastik atau besi tuang atau aluminium alloy
dan tergabung dengansilinder. Ujung dari pada master silinder di pasang
tutup karet untuk memberikan seal yang baik dengan silindernya, dan pada ujung
yang lainjuga diberikan tutup karet untuk mencegah kebocoran cairan Saat handle
ditekan/ tangkai rem ditekan, piston mengatasi kembalinya spring dan begerak
lebih jauh. Tutup piston pada ujung piston menutup port kembali dan piston
bergerak lebih jauh. Tekanan cairan dalam master silinder meningkat dan cairan
akan memaksa caliper lewat hose dari rem (brake hose). Menekan piston dan
piston menekan brake shoe/kampas rem, kemudian kampas rem akan menjepit disc
brake/ piringan.
Saat handle/ tangkai rem
dilepaskan/dibebaskan, piston tertekan kembali ke reservoir lewat port kembali
(lubang kembali), kemudian seal akan mendorong piston kembali ke tempat semula,
sehingga disc brake/ piringan menjadi bebas.
Gambar 3.6 Cara kerja rem
cakram
Adapun keuntungan dari menggunakan
rem cakram (Disk Brake)adalah sebagai berikut:
1.
Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit
kecendrungan menghilang pada saat disk dibuka. Sehingga pengaruh rem yang
stabil dapat terjamin.
2.
tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu
yang utama pada saat dua buah rem cakram digunakan, tidak akan ada perbedaan
tenaga pengereman pada kedua sisi kanan dan kiri dari rem. Sehingga sepeda
motor tidak mengalami kesulitan untuk tertarik kesatu sisi.
3.
Sama jika rem harus memindahkan panas, Clearence
antara rem dan bantalan akan sedikit berubah. Kerena itu tangkai rem dan pedal
dapat beroperasi dengan normal.
4.
Jika rem basah, maka air tersebut akan akan
dipercikkan keluar dengan gaya Sentrifugal.
Dari beberapa keuntungan di atas rem
cakram terutama digunakan untuk rem depan. Karena pada saat rem digunakan
sebagian besar beban dibebankan kebagian depan maka perlu menempatkan rem
cakram pada rem depan. Baru-baru ini untuk meningkatkan tenaga pengereman
digunakan double disc brake sistem (rem cakram untuk rem depan dan belakang).
Gambar 3.7 master silinder
pada rem depan
4.
Komoponen-Komponen Rem
Cakram
a.
Handel rem, berfungsi
sebagai tuas pendorong piston master silinder.
b.
Piston master silinder,
berfungsi menekan oli dari reservoir untuk disalurkan kerumah piston.
c.
Reservoir, berfungsi untuk
tempat penampungan oli rem.
d.
Selang, berfungsi sebagai
saluran oli rem dari master silinder ke rumah piston.
e.
Piston breake, berfungsi
untuk mendorong kampas rem saat proses pengereman.
f.
Kampas, media gesek dengan
disc pad.
g.
Disc pad / piringan cakram, berfungsi
sebagai media gesek dengan kampas.
h.
Kaliper tempat piston rem.
i.
Seal perapat cairan fluid.
Gambar 3.8 komponen master silinder rem belakang
5.
Kelebihan dan kekuranagn rem
cakram
a.
Kelebihan rem cakram
Rem cakram
dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan
sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap
genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat
menerjang banjir.
Kemudian
rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga
pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang
juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki
lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.
Kegunaan
rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong
untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang
sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini
telah banyak mobil yang menggunakan rem
cakram pada keempat rodanya.
b.
Kekurangan rem cakram
Rem cakram
yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan lumpur
(kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen
pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu
dilakukan pembersihan sesering mungkin.
3.1.6 Cara Pengecekan Sistem Pengereman
1.
Jarak Main Bebas Handel Rem
Ukur jarak main bebas handel rem depan pada ujung
handel Jarak main bebas: 10–20 mm. Jika diperlukan penyetelan ulang,
putar mur penyetelanrem depan sampai diperoleh jarak main bebas yang
tepat.
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk
dengan benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir
jarak main bebas.
2.
Jarak Main Bebas Pedal Rem
Ukur jarak main bebas pedal rem belakang pada ujung
pedal rem.Jarak main bebas: 20-30 mm.Jika perlu disetel ulang, putar mur
penyetel rem belakang sampai diperoleh jarak main bebas yang ditentukan.
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk
dengan benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir
jarak main bebas.
3.
Mengeluarkan Udara dari Saluran Minyak Rem
Udara yang terkurung pada saluran minyak rem dapat
menjadi penghalang yang menyerap sebagaian besar tekanan yang berasal
dari master cylinder, berarti mengganggu kemampuan pengereman dari
disc brake. Keberadaan udara ditandai dengan ”kekosongan” pada
saat menarik tuas rem dan juga lemahnya daya
pengereman.Mengingat bahaya yang mungkin terjadi terhadap mesin dan
pengemudi akibat udara yang terkurung tersebut, sangat diperlukan
mengeluarkan udara saluran minyak rem setelah pemasangan kembali sistem
pengereman dengan cara sebagai berikut:
1.
Isi tabung reservoir master cylinder hingga mencapai
tepi batas lubang pemeriksaan. Ganti tutup reservoir agar tidak
kemasukan kotoran
2.
Pasang selang pada katup pembuangan caliper, dan
masukan ujung yang satunya pada tempat penampungan.
3.
Tarik dan lepas tuas rem beberapa kali dengan cepat
dan kemudian tarik tuas rem tersebut dan jangan dilepas.Longgarakan klep
pembuangan udara dengan memutarnya seperempat putaran agar minyak rem
mengalir ketempat penampungan, hal ini akan menghilangkan ketegangan dari
tuas rem sehingga dapat menyentuh handel gas. Kemudian tutup klep pembungan
udara, pompa dan mainkan tuas, dan buka klep pembuangan udara. Ulangi
proses ini beberapa kali sampai kemudian minyak rem mengalir dengan
gelembung-gelembung udara ke tempat penampungannya.
4.
Tutup katup pembuangan dan lepaskan sambungan selang.
Isi tabung reservoir di atas garis lower limit.
3.1.7 Perawatan dan pemeliharaan Rem
Perawatan dan pemeliharaan sistem
rem sepeda motor memerlukan kecermatan dan ketelitian, mengingat rem demikian
penting perannya dan selalu berhubungan dengan soal keselamatan pengendara dan orang
lain, sehingga bukanlah hal yang berlebihan apabila setiap pengendara sepeda
motor mampu melakukan perawatan dan pemeliharaan sistem rem sepeda motor,
sehingga gangguan sekecil apapun dapat segera diperbaiki.
Ada dua jenis rem yang digunakan,
yaitu rem tromol (drum brake) dan rem
cakram (dics brake), lebih lengkapnya dijelaskan dalam uraian berikut:
1.
Perawatan dan pemeliharaan rem tromol.
Tindakan perawatan serta
pemeliharaan rem tromol (drum brake) dapat dilakukan dengan cara atau langkah
sebagai berikut:
a.
Mengusahakan keadaan tromol rem bersih dari kotoranm
debu atau lumpur, karena adanya kotoran tersebut akan membuat licin tekanan
kanvas dan pendinginan sekitar tromol menjadi berkurang, selama temperatur
masih tinggi maka kemampuan rem akan berkurang walaupun telah dibebankan
tekanan yang cukup.
b.
Menggunakan kanvas rem dengan kulitas yang baik, tidak
cepat aus. Kanvas rem yang berkurang tipis kerjanya sudah kurang dan harus
segera diganti yang baru.
c.
Menyetel unit rem sesuai anjuran atau buku petunjuk.
d.
Selalu memeriksa unit-unit rem, seperti kabel dan
kawat penarik, karena setelah dipakai cukup lama akan terjadi keausan, sehingga
kanvas terasa menjadi tipis.
2.
Perawatan dan pemeliharaan rem cakram
Sepeda motor yang menggunakan sistem
rem cakram (disc brake) tetap harus mendapat perawatan dan pemeliharaan agar
tetap dapat bekerja maksimal dan memuaskan. Untuk perawatan rem cakram dapat
dilakukan dengan cara atau langkah sebagai berikut:
a.
Mengusahakan keadaan piringan disc brake bersih dari
berbagai kotoran (debu, lumpur dan sebagainya)
b.
Memeriksa permukaan minyak rem dan kondisi minyka rem,
apabila perlu menambah atau mengganti minyak rem gunakanlah minyka rem dengan
tipe dengan jenis yang sama, dan tidak menimbulkan kerusakan pada pipa. Tidak
merusak karet-karet dan tidak mudah menguap.
c.
Menggunakan pad rem yang berkualitas
d.
Periksa bagian piringan dari goresan
3.2
Servis
Rantai
1.
Fungsi rantai
Rantai terdiri
dari banyak bagian yang kerjanya berlawanan satu sama lain, tanpa adanya
pelumasan rantai akan aus yang berlebihan. Oleh karena itu biasakan merawat
ranyai secara berkala, terutama pada kondisi jalan kotor atau berdebu.
Kelonggaran
rantai yang berlebihan dapat mengakibatkan rantai lepas dan dapat mengakibatkan
kecelakaan serta kerusakan mesin yang srius, usahakan rantai diperiksa setiap
saat sepeda motor akan digunakan. Rantai yang kotor dapat merusak rantai dan
sproket, bersihkan rantai dengan cairan pembersih dan lumasi dengan oli
transmisi. Demi keamanan pengendaraan, periksalah selalu kondisi dan setelah
rantai penggerak sebelum menggunakan sepeda motor. Bila rantai diganti dengan
yang baru, periksalah apakah kedua gigi sproket sudah aus dan bila perlu
gantilah sekalian.
Jepitan
sambungan rantai penggerak harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian ujung
yang terbuka akan menghadap berlawanan dengan arah putaran.
Kotoran pada
rantai penggerak akan mempercepat keausan, baik untuk rantainya sendiri maupun
bagi roda gigi, oleh karena itu bersihkanlah rantai dengan cairan pembersih
lalu lumasi dengan pelumas rantai atau oli mesin setiap 1000 km.
Jentera
penggerak dan gigi-gigi roda jentera biasanya akan menjadi rusak disebabkan
oleh pergeseran, apabila gigi-giginya menjadi rusak, maka gantilah
jentera-jenteranya, karena sangat susah sekali untuk menentukan rusaknya
gigi-gigi pada jentera penggerak dan pada gigi roda jentera, maka cara yang
terbaik adalah dengan jalan meletakkannya dengan sesuatu yang baru dan lihat
dan periksalah.
2.
Penyetelan
dan pemeriksaan rantai
Bila jarak main
(free play) rantai roda terlalu kecil, maka rantai roda akan semakin tegang
oleh akibat gerakan dari suspensi. Dalam kondisi seperti ini. Rantai dan
transmisi bisa rusak oleh gesekan yang berlebihan sehingga akan mengurangi
kemampuan kendaraan.
Bila jarak main
(free play) rantai roda terlalu besar, maka ayunan rantai pada saat kendaraan
sedang berjalan sangat besar. Dalam kondisi seperti ini rantai bisa lepas dari
sproketnya dan dapat merusak suku cadang yang lainnya. Periksalah ketegangan
rantai roda pada titik tengah diantara kedua sproket dengan posisi gigi
transmisi pada keadaan netral dan kendaraan pada posisi standar tegak.
Lakukan prosedur berikut untuk
penyetelan rantai roda, yaitu :
·
Kendorkan poros roda belakang
·
Kendorkan penyetelan mur pengunci
·
Putar penyetel mur pengunci atau
bautpenyetel untuk menyetel
·
pastikan sekala kiri dan kanan berada
pada posisi yang sama
Gambar 3.9 penyetelan rantai
Untuk rantai
roda yang terdapat sambungan, posisi pemasangan pada bagian ujung yang terbuka
dari penjepit rantai harus berlawanan dengan arah putaran rantai roda. Untuk
menghindarkan terlepasnya penjepit rantai oleh akibat benturan dengan
penghantar rantai atau dengan benda yang lainnya.
·
Pastikan posisi dudukan penjepit rantai
apakah sudah tepat pada tempatnya.
·
Pastikan pergerak antara pivot dan pin pada rantai roada dapat
bergerak dengan lancar ,apabila terjadi kekeakuan berikan minyak pelumas
|
|
Gambar 3.10
mengecek kendurnya rantai
Gambar 3.11 gir belakang dan depan
Dengan
menggunakan gigi roda jentera yang baru, periksalah kerentangan rantai, apabila
dapat ditarik lebih dari 12,7 mm (setengah gerak rantai), maka gantilah rantai
tersebut.
Pada pelaksanaan
pemeriksaan berkala tiap 1000 km, periksa kondisi kerusakan rantai berikut :
a.
Pin kendor atau terlepas.
b.
Mata rantai rusak.
c.
Kering atau berkarat.
d.
Mata rantai macet atau kocak.
e.
Melampaui batas pemakaian.
f.
Setelan rantai tidak tepat.
Bila rantai
mengalami kondisi tersebut diatas dan kemungkinan besar disebabkan oleh gigi-gigi
rantai (sproket) maka periksa gigi rantai dari kemungkinan kerusakan berikut :
a.
Gigi-gigi aus dan menjadi tajam.
b.
Gigi-gigi ada yang pecah atau rusak.
c.
Mur pengancung gigi sproket longgar atau
terlepas.
Bila rantai
diganti dengan yang baru, periksa apakah kedua gigi sproket sudah aus dan bila
perlu gantilah sekalian. Jepitan sambungan rantai penggerak harus dipasang
sedemikian rupa hingga bagian ujung yang terbuka akan menghadap berlawanan
dengan arah putaran. Setel kekendoran rantai penggerak setiap 1000 km dengan cara di bawah ini hingga didapatkan kekendoran 25 – 35 mm
pada titik pertengahan antara kedua roda gigi rantai. Rantai mungkin akan
memerlukan penyetelan yang lebih sering tergantung pada kondisi anda
mengendarai.
Untuk menyetel rantai penggerak, ikuti
langkah berikut :
a.
Tegakkan sepeda motor dengan standar
tengah.
b.
Buka sekerup dan tutup rantai kiri
c.
Longgarkan mur pengunci dan mur poros
setelah mencabut pena penjamin.
d.
Setel kekndoran rantai penggerak dengan
memutar ke kanan atau ke kiri mul penyetel rantai ,pada saat bersamaan dengan
di setelnya rantai roda belakangharus tepat lurus dengan roda gigi depan
Gambar
3.12 penyetelan rantai
3. Pemeriksaan
roda gigi
1. Roda
gigi belakang yang jelek bentuk giginya lancip /runcing
2. Roda
belakang yang baik bentuk giginya tumpul /sudah aus
3. Roda
depan yang baik ,bentuk giginya agak panjang dan tumpul
4. Pembersihan rantai
|
|
Gambar 3.13 Pemeriksaan Roda Gigi
4.
Pemberrsihan
rantai
1.
Bersihkan
rantai penggerak dengan solar kemudian sikat dengan bersih
2.
Semprot
rantai penggerak dengan pistol udara dengan kering
Gambar 3.14 pembersihan rantai
5.
Penyetelan
rantai penggerak
1.
Pasang rantai penggerak dan roda gigi
pada sepeda motor.
2.
Perhatikan arah pemasangan mata rantai
yang benar.
3.
Pasang tutup rantai penggerak atas dan
bawah speedometer.\
4.
Cari kelenturan rantai bagian tengah
yang paling tegang dengan jalan memutar roda belakang secara perlahan-lahan (bagian tengah terletak
di lubang pengintai rantai penggrak pada tutup rantai penggerak bagian bawah).
5.
Setel ketegangan rantai penggerak dengan
jalan memutar mur penyetel rantaibagian kiri dan kanan sampai didapatkan
ketegangan yang diijinkan
6.
Penyetelan rantai yang benar jika antara
mur penyetel sebelah kiri dan kanan sama terhadap tanda penyesuai.
7.
Bila dilihat dari belakang roda, roda
gigi depan lurus dengan roda gigi belakang.
Gambar 3.15
penyetelan rantai
8.
Keraskan kedua mur pengikat pada poros
roda belakang.
9.
Pasang pin pengaman pada poros roda.
10. Lumasi
rantai dengan gemuk atau oli secara merata.
11. Pasang
kembali plastik penutup pengintai roda pada tutup rantai penggerak bagian
bawah.
6.
Pemeriksaan
akhir
1. Hidupkan
mesin dan perhatikan suara ketegangan rantai.
2. Terlalu
tegang maka suara akan mendengung.
3. Terlalu
kendor maka rantai akan bergesekan engan tutup rantai.
4. Ketegangan
rantai antara 10 – 20 mm.
7.
Membersihkan
dan melumasi rantai roda
1. Bersihkan
rantai roda dari kotoran dengan menggunakan minyak pembersih atauparaffin dan
keringkan segera, kemudian lumasi dengan oli atau pelumas sejenisspray.
2. Bersihkan
oli pelumas yang kelebihan pada rantai untuk menghindari cipratansewaktu rantai
rpda berputar.
3. Rantai
dengan cincin bulat tidak boleh dibersihkan seperti di atas karena ring bulat
tersebut akan rusak dan gemuk akan hilang yang bisa menyebabkan umurrantai
menjadi lebih pendek.
4. Jangan
menggunakan uap atau air bertakanan tinggi untuk mencuci, pakailah pembersih
rantai jenis spray atau gasoline.
5. Untuk rantai dengan cincin bulat pembersihan
kotoran dengan deterjen yang tepat, keringkan kemudian gunakan oli roda gigi.
6. Periksa
sproket dari keausan dan kerusakan.
7. Pastikan
untuk mengganti rantai roda dan sproket secara bersamaan.
8. Penggantian
salah satu bagian saja akan mengakibatkan kerusakan yang lebih awal dari bagian
yang diganti.
Gambar
3.16 membersihkan dan melumasi rantai roda motor
|
3.3
Servis
Roda
Sepeda motor
apabila pada roda ataupun bannya mengalami gangguan, maka akan membuat
pengendara menjadi tidak nyaman karena laju kendaraan tidak normal dan
bergetar, bahka bisa berakibat kecelakaan. Sebab-sebab perputaran tidak normal
diantaranya adalah :
·
Pemasangan ban luar dan dalam tidak
lurus (terpuntir)
·
Pelek bengkok (tidak lurus)
·
Poros roda sudah aus
·
Leher roda sudah aus
·
Pengikat roda tidak kencang
·
Karet tromol sudah rusak
·
Bus tromol sudah aus
·
Ban dalam pecah atau bocor
·
Ban luar sudah tipis dan robek sehingga
ban dalamnya keluar.
Pada waktu
membongkar catatlah ukurannya sehingga pada waktu memasang kembali tinggal
mengikuti urutan secara terbalik sehingga posisi pasang kembali persis sama
dengan posisi sebelum dibongkar. Pada waktu membongkar atau memasang roda
diperlukan alat-alat bantu misalnya kunci pas dengan ukuran yang berbeda serta
tang atau kunci Inggris.
Maksud
membongkar ban adalah untuk mengganti ban luar atau ban dalam karena sudah
rusak atau bocor tetapi jika hanya menambal ban dalam yang bocor, tidak perlu
membongkar roda, cukup dengan membuka ban luarnya saja.
Alat bantu yang
diperlukan adalah alat pencukil ban untuk mengeluarkan ban luar dari peleknya
dan tang atau kunci pas yang cocok untuk membuka mur pentil ban dalam sehingga
bisa lepas dari dudukannya pada pelek. Mencukil ban luar harus hati-hati karena
jika tidak hati-hati dapat membuat ban dalam bocor atau sobek.
3.3.1
1.
Konstruksi Roda Depan
|
|
Gambar 3.17
kontruksi roda depan
2. Membongkar
roda depan
1) Naikkan roda depan lepas dari tanah dengan
menempatkan sebuah
Blok kayu atau pengganjal di bawah
mesin.
2)
Lepaskan sekerup pemasangan kabel
speedometer dan kabel
Speedometernya.
3)
Lepaskan pin pengaman dan mur poros.
4)
Keluarkan poros depan dan roda depan.
5) Hati-hati jangan sampai menjatuhkan sepeda
motor selama diservis.
6)
Lepaskan mur poros kemudian lepaskan roda depan.
7)
Jangan tekan handel rem depan setelah roda depan dilepaskan
karena akan menyebabkan piston kaliper
akan bergerak
keluar dansulit dipasang kembali.
8) Keluarkan collar samping dan sil debu dari
hub roda depan.
9) Lepaskan
rumah roda gigi penggerak speedometer, sil oli danpenahan.
10) Lepaskan kelima mur dan cakram rem dari sisi
kiri hub roda.
11) Lepaskan kelima mur dan cakram rem dari sisi
kanan hub roda.
12) Pada waktu membongkar, hati-hatilah jangan
sampai oli ataugemuknya mengenai permukaan-permukaan sepatu remnya atau permukaan
bagian dalam dari pada drum remnya.
3.
Melakukan pemeriksaan
1) Letakkan
poros pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakan meter pengukur.
|
Gambar 3.18 pemeriksaan poros dengan meter pengukur
2) Letakkan roda pada penyetel pelek.
3) Putar roda dengan tangan ukur keolengan
pelek menggunakan meter pengukur.
4) Kebengkokan sebenarnya adalah setengah dari
pembacaan total indikator.
5) Setel jari-jari roda untuk memperbaiki
keolengan pelek.
6) Bantalan roda harus diganti secara
brpasangan.
7) Periksa keolengan pelek dengan meletakkan
roda pada alat
penggantung untuk pemutaran roda.
8) Periksa
bantalan roda.
9) Putar
lingkaran dalam dari masing-masing bantalan dengan jari-jari.
10) Bantalan
harus berputar dengan halus dan tanpa suara berisik, jugaperiksa bahwa
lingkaran luar bantalan terpasang dengan erat padaroda, keluarkan dan buang
bantalan jika tidak dapat berputar denganhalus dan tanpa suara yang disebabkan
bantalan terpasang denganlonggar pada roda.
11) Lepaskan
dan ganti dengan bantalan baru jika cincin-cincin tidakberputar dengan halus,
dan ada suara berisik atau jika letaknya dalamkeadaan longgar pada hub.
4.
Mengganti bantalan
1) Pasang
alat kepala pemasang bantalan pada bantalan.
2) Dari sisi
berlawanan pasang alat poros pemasang bantalan dan dorong keluar bantalan dari
hub roda.
3) Periksa
pelek roda terhadap keolengan dengan meletakkan roda pada alat penyetel pelek,
putar roda dengan tangan dan bacapenyimpangan dengan menggunakan indikator
dengan jarumpenunjuk (dial indicator gauge).
4) Periksa
jari-jari dari keolengan dengan cara memukulnya denganmenggunakan obeng. Jika
jari-jari yang dipukul tidak mengeluarkanbunyi yang nyaring dibandingkan dengan
bunyi jari-jari yang lain.Kencangkan jari-jari dengan alat khusus yaitu spock
wrench. Apabilasuara pukulan obeng terhadap jari-jari sudah sama bunyinya hal
inimenandakan bahwa jari-jari sudah rata kekencangannya
|
Gambar 3.19 memasang kelonggaran bantalan
5. Memasang
roda depan
1) Isi semua
rongga-rongga bantalan roda depan dengan gemuk.
2) Dorong
bantalan kiri ke dalam.
3) Pasang
bosdan dorong bantalan kanan ke dalam.
4) Jaga agar posisi bantalan tidak miring sewaktu di
dorongmasuk.
5) Pasang
bantalan dengan sisi yang tertuptup menghadap keluar.
6) Jaga
agar bagian dalam tromol rem jangan terkena gemuk.
7) Berikan
gemuk pada bagian dalam sil debu, pasang sil debu dan collar.
8) Pasang
panel rem pada tromol rem.
9) Masukkan
poros roda dari sebelah kanan ke dalam roda.
10) Tepatkan alur pada panel rem dengan tonjolan
pada garpu depankanan.
11) Jagalah
agar cakram rem tidak terkena gemuk karena daya
pengereman
akan berkurang dengan sangat cepat.
12) Agar diperoleh keseimbangan yang optimal tanda
keseimbangan ban(sebelah tanda titik dengan cat pada sisi ban) harus
ditempatkanberdampingan dengan ventil ban dan pasang ban dengan tandapanah
menghadap ke arah perputaran.
13) Pertama-tama
masukkan bantalan kanan ke dalam hub sampai dudukdengan penuh pada tempatnya.
14) Pasang
collar perantara kemudian masukkan bantalan kiri roda kedalam hub menggunakan
kunci perkakas yang sama.
15) Jika
cakram rem telah dilepaskan pasang cakram rem pada hubdengan tanda ketebalan
minimum menghadap ke luar.
16) Kencangkan
baut-baut pemasangan cakram rem sesuai torsipengencangan yang telah ditentukan.
17) Isi bibir
sil debu kanan dengan gemuk dan pasang sil debu pada hubroda.
18) Pasang
collar samping kanan.
19) Isi rumah
roda gigi speedometer dengan gemuk dan pasang roda gigipenggerak.
20) Lumasi alat penahan roda gigi speedometer
dengan gemuk.
21) Pasang alat penahan roda gigi speedometer pada
hu roda, dengan menepatkan lidah-lidah alat penahan dengan alur-alur pemasangannya.
22) Isi bibir sil debu kiri dengan gemuk dan pasang
sil debu pada hubroda.
23) Pasang rumah roda gigi speedometer pada hub
roda, dengan
menepatkan
lidah-lidah pada alur-alur pemasangannya.
24) Bersihkan cakram rem dengan zat pembersih gemuk
berkualitastinggi.
25) Letakkan roda depan di antara kedua kaki garpu
depan.
26) Tempatkan kaliper rem di antara cakram secara
hati-hati agar tidakmerusak kanvas rem.
27) Tepatkan alur pada rumah roda gigi speedometer
dengan tonjolanpada kaki garpu depan dan masukkan poros depan dari sebelah
kiri.
28) Pasang dan kencangkan mur poros sesuai torsi
pengecangan yangditentukan.
29) Sambungkan kabel speedometer dengan sekerup
pemasangan.
31) Pasang sil oli pada hub.
32) Pasang
rumah roda gigi speedometer pada hub dengan
30) Lumasi alat penahan dengan gemuk.
menetapkanlidah-lidah alat penahan dengan alur
pada roda gigi.
33) Pasang sil debu dan collarsamping pada sisi
kiri pada hub roda.
34) Pasang roda depan dengan memasukkan cakram rem
di antara keduakanvas rem.
35) Tepatkan kedua tonjolan pada rumah roda gigi
speedometer menjepitpipa garpu atau tonjolan pada pipa garpu kiri.
36) Masukkan poros roda dari sebelah kanan.
37) Kencangkan mur poros.
38) Pasang pena pengaman baru.
39) Pasang kabel speedometer dan sekerup
pemasangan.
40) Pasang pin pengaman baru dan renggangkan kaki
pin pengaman.
Gambar 3.20 memasang rodadepan
41)
Pasang kabel rem depan.
42)
Setel jarak bebas hadel rem depan.
6. Daya
tarik bantalan kepala kemudi
1) Pasang roda depan.
2) Letakkan dongkrak
atau alat penopang lain di bawah mesin dan
naikkan roda depan dari tanah.
3) Letakkan
poros kemudi pada posisi lurus ke depan.
4) Kaitkan alat pengukur gaya (timbangan) pada
pipa garpu dan tarikpegas sementara mempertahankan skala pada posisi tegak
lurus padaporos kemudi.
5) Baca penunjukan alat pengukur pada titik
dimana poros kemudi mulaibergerak.
6) Periksa gaya tarik bantalan kepala kemudi.
7) Setelah
memastikan bahwa gaya tarik bantalan sesuai spesifikasi,pasang suku cadang yang
telah dilepaskan dalam urutan terbalik daripada pelepasannya.
8) Tempatkan kabel-kabel mekanik dan kabel
listrik pada tempat yangtelah ditentukan.
9) Pastikan bahwa tidak ada kabel mekanik atau
kabel listrik yangmengganggu putaran poros kemudi.
10) Jika perlu
setel kembali mur penyetel kepala kemudi.
Gambar
3.21 daya tarik bantalan kepala kemudi
3.3.2
Roda Belakang
1.
Konstruksi roda belakang
|
Gambar 3.22 kontruksi roda belakang
2. Melepas roda belakang
1) Letakkan
sepeda motor di atas standar utama atau letakkan dongkrak ataubalok penopang di
bawah mesin.
2) Lepaskan
pena pengaman dan mur poros.
3) Longgarkan
mur penyetel rantai roda dan dorong roda belakang ke depan.
4) Lepaskan
klip penyambung rantai roda dan mata rantai penyambung (masterlink), lepaskan
rantai roda.
5) Lepaskan
baut dan rumah rantai roda atas.
6) Lepaskan
baut dan rumah rantai roda bawah.
7) Lepaskan
mur penyetel rem belakang.
8) Lepaskan
pena pengaman dan lengan reaksi rem belakang.
9) Lepaskan
pin pengaman.
10) Longgarkan
mur poros.
11) Longgarkan
mur penyetel rantai roda atau longgarkan mur pengunci dan bautpenyetel.
12) Kemudian
dorong roda ke depan dan keluarkan rantai roda dari sproket.
13) Keluarkan
poros roda dan roda.
14) Keluarkan
collar samping dan sil debu.
15) Keluarkan
klip pengunci dan sproket rantai roda.
3. Memeriksa
roda belakang
1) Letakkan
poros belakang pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakanmeter pengukur (dial
gauge).
2) Periksa
keolengan pelek dengan menempatkan roda pada alat penyetelpelek.
3) Putar
roda dengan tangan dan ukur keolengan menggunakan meter pengukur (dial gauge).
Gambar 3.23 pelurusan poros
belakang
4) Periksa
gigi-gigi sproket terhadap keausan berlebihan atau kerusakan, gantibila
diperlukan.
5) Jangan
pasang rantai roda baru pada sproket aus atau rantai aus padasproket baru, baik
rantai dan sproket harus dalam kondisi baik, jika tidakrantai atau sproket
pengganti yang baru akan menjadi aus dengan cepat.
6) Putar
cincin dalam dari pada setiap bantalan dengan jari-jari, bantalan harusberputar
dengan halus dan tanpa suara.
7) Juga
periksalah bahwa cincin luar bantalan terpasang dengan erat pada hubroda.
8) Keluarkan
dan buang bantalan apabila cincin bantalan tidak dapat berputardengan halus,
tanpa suara, atau apabila tidak dapat terpasang dengan eratpada hub roda.
9) Gantikan
bantalan hub dalam pasangan.
10) Masukkan
alat bearing remuver head (kepala pelepas bantalan) padabantalan.
11) Dari arah
berlawanan masukkan alat poros pendorong bantalan dan dorongbantalan keluar
dari rodanya.
12) Lepaskan
collar perantara dan keluarkan bantalan yang lain dan sil debu.
13) Isi
rongga-rongga bantalan dengan gemuk.
14) Masukkan
bantalan kiri baru secara tegak lurus dengan sisi yang tertutupmenghadap
keluar.
15) Pasang
collar perantara pada tempatnya.
16) Pastikan
bahwa collar perantara ada pada tempatnya sebelum memasangbantalan kanan.
17) Masukkan
bantalan kanan baru secara tegak lurus dengan sisi yang
|
|
Gambar 3.24 alat pengukur dial indikator gauge
23) Lepaskan
mur-mur cakram rantai.
24) Keluarkan
cakram rantai.
25) Lepaskan
flens, penggerak akhir (final drifen).
26) Periksa
kondisi dari gigi-gigi cakram rantai yang digerakkan.
27) Ganti
cakram apabila aus atau rusak.
28) Jika
cakram rantai telah aus atau rusak, rantai roda serta cakram penggerakrantai
harus diperiksa juga.
29) Lepaskan
bus antara (distance collar).
30) Lepaskan
karet peredam dari roda belakang.
31) Periksa
kondisi karet peredam.
32) Ganti
karet peredam jika aus atau rusak.
33) Lepaskan
bantalan roda dengan menggunakan alat pelepas bantalan danporos pendorong
bantalan.
|
Gambar 3.25
memasang kelonggaran bantalan
4. Memasang
rakitan roda belakang
1) Isi semua rongga
bantalan gemuk.
2) Masukkan bantalan kanan dan kiri pada hub roda.
3) Masukkan bantalan cakram rantai.
4) Masukkan bantalan dengan mendatar, jangan
sampai miring.
5) Pasang bantalan dengan ujung tertutup menghadap
keluar.
6) Kanvas rem yang kotor mengurangi daya
pengereman,