Selasa, 17 Maret 2015

maklah raktek kerja lapnagn 2015



BAB III
KEGIATAN PERAKTEK LAPANGAN

3.1    Sistem Rem
3.1.1        Pengertian Sistem Rem
Sistem rem dalam suatu kendaraan sepeda motor termasuk sistem yang sangat penting karena berkaitan dengan faktor keselamatan berkendara. Sistem rem berfungsi untuk memperlambat dan atau menghentikan sepeda motor dengan cara mengubah tenaga kinetik/gerak dari kendaraan tersebut menjadi tenaga panas. Perubahantenaga tersebut diperoleh dari gesekan antara komponen bergerak yangdipasangkan pada roda sepeda motor dengan suatu bahan yangdirancang khusus tahan terhadap gesekan.
Gesekan (friction) merupakan faktor utama dalam pengereman.Oleh karena itu komponen yang dibuat untuk sistem rem harusmempunyai sifat bahan yang tidak hanya menghasilkan jumlah gesekanyang besar, tetapi juga harus tahan terhadap gesekan dan tidak menghasilkan panas yang dapat menyebabkan bahan tersebut melelehatau berubah bentuk. Bahan-bahan yang tahan terhadap gesekantersebut biasanya merupakan gabungan dari beberapa bahan yangdisatukan dengan melakukan perlakuan tertentu. Sejumlah bahantersebut antara lain; tembaga, kuningan, timah, grafit, karbon, kevlar,resin/damar, fiber dan bahan-bahan aditif/tambahan lainnya
3.1.2        Macam-Macam  Rem
Terdapat dua tipe sistem rem yang digunakan pada sepeda motor, yaitu: Rem tromol (drum brake) dan rem cakram/piringan (discbrake). Cara pengoperasian sistem rem-nya juga terbagi dua, yaitu;secara mekanik dengan memakai kabel baja, dan secara hidrolik dengan menggunakan fluida/cairan. Cara pengoperasian sistem rem tipe tromol umumnya secara mekanik, sedangkan tipe cakram secara hidrolik.
3.1.3        Fungsi Rem
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa rem merupakan bagian penting dari sebuah kendaraan baik sepeda, sepeda motor, maupun mobil, sehingga setiap kendaraan selalu dilengkapi dengan sistem rem.
Rem dalam kendaraan memiliki fungsi :
a.             Untuk mengurangi atau memperlambat laju kendaraan.
b.             Menghentikan kendaraan.
c.             Sebagai alat keselamatan dan menjamin keamanan bagi pengendaranya.
Mengingat rem demikian penting peranannya dan selau berhubungan dengan keselamatn pengendara dan orang lain, maka tidak berlebihan kiranya jika kondisi rem selalu diperhatikan, dirawat, serta mendapat pemeliharaan yang baik.

3.1.4        Prinsip Kerja Rem
Prinsip kerja rem adalah berlawanan dengan prinsip kerja mesin “ Mengubah energi panas menjadi energi gerak (kinetik) untuk menggerakkan kendaraan “sedangkan pada perinsip kerja rem berlaku sebaliknya yaitu : “Mengubah energi gerak (kinetik) menjadi energi panas untuk menghentikan laju kendaraan .
Rem bekerja disebabkan adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua obyek yaitu :
a.             Kanvas rem dengan tromol pada sistem rem tromol (drum brake), gesekan antara tromol dan kanvas rem akan dipengaruhi oleh temperatur kanvas itu sendiri, biasanya gesekan akan berkurang dan gaya pengereman menjadi menurun ketika tromol dan kanvas menjadi panas.
b.             Pad dengan cakram pada sistem rem cakram (disc brake), karena bidang gesek selalu terkena udara, radiasi panasnya dapat disalurkan secepatnya sehingga fungsi rem tetap stabil dalam berbagai kondisi.
Gambar 3.1Prinsip kerja rem

3.1.5        Jenis-Jenis Rem
A.      Rem Tromol
1.    Pengertian Rem tromol merupakan sistem rem yang telah menjadi metode pengereman standar yang digunakan sepeda motor kapasitas kecil pada beberapa tahun belakangan ini. Alasannya adalah karena rem tromol sederhana dan murah.
2.    Komponen rem tromol Konstruksi rem tromol umumnya terdiri dari komponen-komponen seperti:
a.         sepatu rem (brake shoe) berfungsi sebagai bidang pengereman dengan cara bergesekan dengan tromol yang mengakibatkan terjadinya pengereman.
b.        tromol (drum) sebagai bidang pengereman dengan cara bergesekan dengan kanvas rem yang mengakibatkan terjadinya pengereman
c.         pegas pengembali (return springs) Sebagai daya pengembali setelah pengereman.
d.        tuas penggerak (lever) untuk menggerakkan cam sehingga kanvas merenggang dan bersentuhan dengan tromol dan terjadilah pengereman.
e.         dudukan rem tromol (backplate) sebagai tempat dudukan rem tromol
f.         cam berfungsi untuk menggerakkan kamvas rem agar bersentuhan dengan tromol sehingga terjadi pengereman.
g.        Seal untuk pelindung antara lever dengan backplate agar tidak cepat aus
h.        Washer berfungsi untuk pengunci cam agar tidak bergerak kemana-mana
3.    Cara kerja
Cara pengoperasian rem tromol pada umumnya secara mekanik yang terdiri dari;pedal rem (brakepedal) dan batang (rod) penggerak.
                 

                        Gambar 3.2 Konstruksi rem tromol

Pada saat kabel atau batang penghubung (tidak ditarik), sepatu rem dan tromol tidak saling kontak  Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda.Tetapi saat kabel rem atau batang penghubung ditarik, lengan rem atau tuas rem memutar cam/nok pada sepatu rem sehingga sepatu rem menjadi mengembang dan kanvas rem (pirodo)nya bergesekan dengan tromol. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan, dan ini juga berarti menahan atau menghentikan putaran roda.
                       

                        Gambar 3.3 Rem tromol dan kelengkapannya
Rem tromol terbuat dari besi tuang dan digabung dengan hub saat rem digunakan sehingga panas gesekan akan timbul dan gaya gesek dari brake lining dikurangi. Drum brake mempunyai sepatu rem (dengan lining) yang berputar berlawanan dengan putaran drum (wheel hub) untuk mengerem roda dengan gesekan. Pada sistem ini terjadi gesekan-gesekan sepatu rem dengan tromol yang akan memberikan hasil energi panas sehingga bisa menghentikan putaran tromol tersebut.
Rem jenis tromol disebut “internal expansion lining brake”. Permukaan luar dari hub tersedia dengan sirip-sirip pendingin yang terbuat dari aluminium–alloy (paduan aluminium) yang mempunyai daya penyalur panas yang sangat baik. Bagian dalam tromol akan tetap terjaga bebas dari air dan debu kerena tromol mempunyai alur untukmenahan air dan debu yang masuk dengan cara mengalirkannya lewat alur dan keluar dari lubang aliran.
  Berdasarkan cara pengoperasian sepatu rem, sistem rem tipe tromol pada sepeda motor diklasifikaskan menjadi dua, yaitu:
1.     Tipe Single Leading Shoe
Rem tromol tipe single leading shoe merupakan rem paling sederhana yang hanya mempunyai sebuah cam/nok penggerak untuk menggerakkan dua buah sepatu rem. Pada ujung sepatu rem lainnya dipasang pivot pin (pasak) sebagai titik tumpuan sepatu rem.
                 
                              Gambar 3.4 Rem tromol tipe single leading shoe
2.     Tipe Two Leading Shoe
Rem tromol tipe two leading shoe dapat menghasilkan gaya pengereman kira-kira satu setengah kali single leading shoe. Terutama digunakan sebagai rem depan, tetapi baru-baru ini digantikan oleh disk brake (rem cakram). Rem tipe ini mempunyai dua cam/nok dan ditempatkan di masing-masing ujung dari leading shoe dan trailing shoe. Cam tersebut bergerak secara bersamaan ketika rem digunakan melalui batang penghubung yang bisa distel. Setiap sepatu rem mempunyai titik tumpuan tersendiri pivot) untuk menggerakkan cam.
Gambar 3.5 Rem tromol tipe two leading shoe

B.       Rem Cakram (Disc Brake)
1.    Pengertian
Rem cakram dioperasikan secara mekanis dengan memakai kabel baja dan batang/tangkai secara hidrolist dengan memakai tekanan cairan. Pada rem cakram, putaran roda dikurangi atau dihentikan dengan cara penjepitan cakram (disc) oleh dua bilah sepatu rem (brake pads). Rem cakram mempunyai sebuah plat disc (plat piringan) yang terbuat dari stainless steel (baja) yang akan berputar bersamaan dengan roda. Pada saat rem digunakan plat disc tercekam dengan gaya bantalan piston yang bekerja sacara hidrolik.

2.    Tipe Rem Cakram
Menurut mekanisme penggerakannya, rem cakram dibedakan menjadi dua tipe, yaitu rem cakram mekanis dan rem cakram hidrolis. Pada umumnya yang digunakan adalah rem cakram hidrolis
Pada rem cakram tipe hidrolis sebagai pemindah gerak handel menjadi gerak pad, maka digunakanlah minyak rem. Ketika handel rem ditarik, piston di dalam silinder master akan terdorong dan menekan minyak rem keluar silinder. Melalui selang rem tekanan ini diteruskan oleh minyak rem untuk mendorong piston yang berada di dalam silinder caliper. Akibatnya piston pada caliper ini mendorong pad untuk mencengkram cakram, sehingga terjadilah aksi pengereman
3.     Cara kerja rem cakram
Saat tangkai rem atau pedal digerakkan, master silindermengubah gaya yang digunakan kedalam tekanan cairan. Master silinderini terdiri dari sebuah reservoir yang berisi cairan minyak rem dan sebuahsilinder yang mana tekanan cair diperoleh. Reservoir biasanya dibuat dariplastik atau besi tuang atau aluminium alloy dan tergabung dengansilinder. Ujung dari pada master silinder di pasang tutup karet untuk memberikan seal yang baik dengan silindernya, dan pada ujung yang lainjuga diberikan tutup karet untuk mencegah kebocoran cairan Saat handle ditekan/ tangkai rem ditekan, piston mengatasi kembalinya spring dan begerak lebih jauh. Tutup piston pada ujung piston menutup port kembali dan piston bergerak lebih jauh. Tekanan cairan dalam master silinder meningkat dan cairan akan memaksa caliper lewat hose dari rem (brake hose). Menekan piston dan piston menekan brake shoe/kampas rem, kemudian kampas rem akan menjepit disc brake/ piringan.
Saat handle/ tangkai rem dilepaskan/dibebaskan, piston tertekan kembali ke reservoir lewat port kembali (lubang kembali), kemudian seal akan mendorong piston kembali ke tempat semula, sehingga disc brake/ piringan menjadi bebas.


Gambar 3.6 Cara kerja rem cakram

Adapun keuntungan dari menggunakan rem cakram (Disk Brake)adalah sebagai berikut:
1.    Panas akan hilang dengan cepat dan memiliki sedikit kecendrungan menghilang pada saat disk dibuka. Sehingga pengaruh rem yang stabil dapat terjamin.
2.    tidak akan ada kekuatan tersendiri seperti rem sepatu yang utama pada saat dua buah rem cakram digunakan, tidak akan ada perbedaan tenaga pengereman pada kedua sisi kanan dan kiri dari rem. Sehingga sepeda motor tidak mengalami kesulitan untuk tertarik kesatu sisi.
3.    Sama jika rem harus memindahkan panas, Clearence antara rem dan bantalan akan sedikit berubah. Kerena itu tangkai rem dan pedal dapat beroperasi dengan normal.
4.    Jika rem basah, maka air tersebut akan akan dipercikkan keluar dengan gaya Sentrifugal.

Dari beberapa keuntungan di atas rem cakram terutama digunakan untuk rem depan. Karena pada saat rem digunakan sebagian besar beban dibebankan kebagian depan maka perlu menempatkan rem cakram pada rem depan. Baru-baru ini untuk meningkatkan tenaga pengereman digunakan double disc brake sistem (rem cakram untuk rem depan dan belakang).


Gambar 3.7 master silinder pada rem depan

4.    Komoponen-Komponen Rem Cakram
a.    Handel rem, berfungsi sebagai tuas pendorong piston master silinder.
b.    Piston master silinder, berfungsi menekan oli dari reservoir untuk disalurkan kerumah piston.
c.    Reservoir, berfungsi untuk tempat penampungan oli rem.
d.   Selang, berfungsi sebagai saluran oli rem dari master silinder ke rumah piston.
e.    Piston breake, berfungsi untuk mendorong kampas rem saat proses pengereman.
f.     Kampas, media gesek dengan disc pad.
g.    Disc pad / piringan cakram, berfungsi sebagai media gesek dengan kampas.
h.    Kaliper tempat piston rem.
i.      Seal perapat cairan fluid.


Gambar 3.8  komponen master silinder rem belakang

5.    Kelebihan dan kekuranagn rem cakram
a.    Kelebihan rem cakram
Rem cakram dapat digunakan dari berbagai suhu, sehingga hampir semua kendaraan menerapkan sistem rem cakram sebagai andalanya. selain itu rem cakram tahan terhadap genangan air sehingga pada kendaraan yang telah menggunakan rem cakram dapat menerjang banjir.

Kemudian rem cakram memiliki sistem rem yang berpendingin diluar (terbuka) sehingga pendinginan dapat dilakukan pada saat mobil melaju, ada beberapa cakram yang juga dilengkapi oleh ventilasi (ventilatin disk) atau cakram yang memiliki lubang sehingga pendinginan rem lebih maksimal digunakan.

Kegunaan rem cakram banyak dipergunakan pada roda depan kendaraan karena gaya dorong untuk berhenti pada bagian depan kendaraan lebih besar dibandingkan di belakang sehingga membutuhkan pengereman yang lebih pada bagian depan. Namun saat ini telah banyak mobil yang menggunakan  rem cakram pada keempat rodanya.

b.    Kekurangan rem cakram

Rem cakram yang sifatnya terbuka memudahkan debu dan lumpur menempel, lama kelamaan lumpur (kotoran) tersebut dapat menghambat kinerja pengeraman sampai merusak komponen pada bagian caliper, seperti piston bila dibiarkan lama. Oleh sebab itu perlu dilakukan pembersihan sesering mungkin.

3.1.6   Cara Pengecekan Sistem Pengereman
1.    Jarak Main Bebas Handel Rem
Ukur jarak main bebas handel rem depan pada ujung handel Jarak main bebas: 10–20 mm. Jika diperlukan penyetelan ulang, putar mur penyetelanrem depan sampai diperoleh jarak main bebas yang tepat.
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak main bebas.
2.    Jarak Main Bebas Pedal Rem
Ukur jarak main bebas pedal rem belakang pada ujung pedal rem.Jarak main bebas: 20-30 mm.Jika perlu disetel ulang, putar mur penyetel rem belakang sampai diperoleh jarak main bebas yang ditentukan.
Pastikan bahwa potongan pada mur penyetel duduk dengan benar pada pin lengan rem, setelah melakukan penyetelan terakhir jarak main bebas.
3.    Mengeluarkan Udara dari Saluran Minyak Rem
Udara yang terkurung pada saluran minyak rem dapat menjadi penghalang yang menyerap sebagaian besar tekanan yang berasal dari master cylinder, berarti mengganggu kemampuan pengereman dari disc brake. Keberadaan udara ditandai dengan ”kekosongan” pada saat menarik tuas rem dan juga lemahnya daya pengereman.Mengingat bahaya yang mungkin terjadi terhadap mesin dan pengemudi akibat udara yang terkurung tersebut, sangat diperlukan mengeluarkan udara saluran minyak rem setelah pemasangan kembali sistem pengereman dengan cara sebagai berikut:
1.        Isi tabung reservoir master cylinder hingga mencapai tepi batas lubang pemeriksaan. Ganti tutup reservoir agar tidak kemasukan kotoran
2.        Pasang selang pada katup pembuangan caliper, dan masukan ujung yang satunya pada tempat penampungan.
3.        Tarik dan lepas tuas rem beberapa kali dengan cepat dan kemudian tarik tuas rem tersebut dan jangan dilepas.Longgarakan klep pembuangan udara dengan memutarnya seperempat putaran agar minyak rem mengalir ketempat penampungan, hal ini akan menghilangkan ketegangan dari tuas rem sehingga dapat menyentuh handel gas. Kemudian tutup klep pembungan udara, pompa dan mainkan tuas, dan buka klep pembuangan udara. Ulangi proses ini beberapa kali sampai  kemudian minyak rem mengalir dengan gelembung-gelembung udara ke tempat penampungannya.
4.        Tutup katup pembuangan dan lepaskan sambungan selang. Isi tabung reservoir di atas garis lower limit.

3.1.7   Perawatan dan pemeliharaan Rem
Perawatan dan pemeliharaan sistem rem sepeda motor memerlukan kecermatan dan ketelitian, mengingat rem demikian penting perannya dan selalu berhubungan dengan soal keselamatan pengendara dan orang lain, sehingga bukanlah hal yang berlebihan apabila setiap pengendara sepeda motor mampu melakukan perawatan dan pemeliharaan sistem rem sepeda motor, sehingga gangguan sekecil apapun dapat segera diperbaiki.
Ada dua jenis rem yang digunakan, yaitu rem tromol (drum brake)  dan rem cakram (dics brake), lebih lengkapnya dijelaskan dalam uraian berikut:
1.    Perawatan dan pemeliharaan rem tromol.
Tindakan perawatan serta pemeliharaan rem tromol (drum brake) dapat dilakukan dengan cara atau langkah sebagai berikut:
a.         Mengusahakan keadaan tromol rem bersih dari kotoranm debu atau lumpur, karena adanya kotoran tersebut akan membuat licin tekanan kanvas dan pendinginan sekitar tromol menjadi berkurang, selama temperatur masih tinggi maka kemampuan rem akan berkurang walaupun telah dibebankan tekanan yang cukup.
b.        Menggunakan kanvas rem dengan kulitas yang baik, tidak cepat aus. Kanvas rem yang berkurang tipis kerjanya sudah kurang dan harus segera diganti yang baru.
c.         Menyetel unit rem sesuai anjuran atau buku petunjuk.
d.        Selalu memeriksa unit-unit rem, seperti kabel dan kawat penarik, karena setelah dipakai cukup lama akan terjadi keausan, sehingga kanvas terasa menjadi tipis.
2.    Perawatan dan pemeliharaan rem cakram
Sepeda motor yang menggunakan sistem rem cakram (disc brake) tetap harus mendapat perawatan dan pemeliharaan agar tetap dapat bekerja maksimal dan memuaskan. Untuk perawatan rem cakram dapat dilakukan dengan cara atau langkah sebagai berikut:
a.              Mengusahakan keadaan piringan disc brake bersih dari berbagai kotoran (debu, lumpur dan sebagainya)
b.             Memeriksa permukaan minyak rem dan kondisi minyka rem, apabila perlu menambah atau mengganti minyak rem gunakanlah minyka rem dengan tipe dengan jenis yang sama, dan tidak menimbulkan kerusakan pada pipa. Tidak merusak karet-karet dan tidak mudah menguap.
c.              Menggunakan pad rem yang berkualitas
d.             Periksa bagian piringan dari goresan

3.2         Servis Rantai
1.    Fungsi rantai
Rantai terdiri dari banyak bagian yang kerjanya berlawanan satu sama lain, tanpa adanya pelumasan rantai akan aus yang berlebihan. Oleh karena itu biasakan merawat ranyai secara berkala, terutama pada kondisi jalan kotor atau berdebu.
Kelonggaran rantai yang berlebihan dapat mengakibatkan rantai lepas dan dapat mengakibatkan kecelakaan serta kerusakan mesin yang srius, usahakan rantai diperiksa setiap saat sepeda motor akan digunakan. Rantai yang kotor dapat merusak rantai dan sproket, bersihkan rantai dengan cairan pembersih dan lumasi dengan oli transmisi. Demi keamanan pengendaraan, periksalah selalu kondisi dan setelah rantai penggerak sebelum menggunakan sepeda motor. Bila rantai diganti dengan yang baru, periksalah apakah kedua gigi sproket sudah aus dan bila perlu gantilah sekalian.
Jepitan sambungan rantai penggerak harus dipasang sedemikian rupa sehingga bagian ujung yang terbuka akan menghadap berlawanan dengan arah putaran.
Kotoran pada rantai penggerak akan mempercepat keausan, baik untuk rantainya sendiri maupun bagi roda gigi, oleh karena itu bersihkanlah rantai dengan cairan pembersih lalu lumasi dengan pelumas rantai atau oli mesin setiap 1000 km.
Jentera penggerak dan gigi-gigi roda jentera biasanya akan menjadi rusak disebabkan oleh pergeseran, apabila gigi-giginya menjadi rusak, maka gantilah jentera-jenteranya, karena sangat susah sekali untuk menentukan rusaknya gigi-gigi pada jentera penggerak dan pada gigi roda jentera, maka cara yang terbaik adalah dengan jalan meletakkannya dengan sesuatu yang baru dan lihat dan periksalah.
2.      Penyetelan dan pemeriksaan rantai
Bila jarak main (free play) rantai roda terlalu kecil, maka rantai roda akan semakin tegang oleh akibat gerakan dari suspensi. Dalam kondisi seperti ini. Rantai dan transmisi bisa rusak oleh gesekan yang berlebihan sehingga akan mengurangi kemampuan kendaraan.
Bila jarak main (free play) rantai roda terlalu besar, maka ayunan rantai pada saat kendaraan sedang berjalan sangat besar. Dalam kondisi seperti ini rantai bisa lepas dari sproketnya dan dapat merusak suku cadang yang lainnya. Periksalah ketegangan rantai roda pada titik tengah diantara kedua sproket dengan posisi gigi transmisi pada keadaan netral dan kendaraan pada posisi standar tegak.
Lakukan prosedur berikut untuk penyetelan rantai roda, yaitu :
·                Kendorkan poros roda belakang
·                Kendorkan penyetelan mur pengunci
·                Putar penyetel mur pengunci atau bautpenyetel untuk menyetel
·                pastikan sekala kiri dan kanan berada pada posisi yang sama

Gambar 3.9 penyetelan rantai

Untuk rantai roda yang terdapat sambungan, posisi pemasangan pada bagian ujung yang terbuka dari penjepit rantai harus berlawanan dengan arah putaran rantai roda. Untuk menghindarkan terlepasnya penjepit rantai oleh akibat benturan dengan penghantar rantai atau dengan benda yang lainnya.
·               Pastikan posisi dudukan penjepit rantai apakah sudah tepat pada tempatnya.
·               Pastikan pergerak  antara pivot dan pin pada rantai roada dapat bergerak dengan lancar ,apabila terjadi kekeakuan berikan minyak pelumas           


Gambar 3.10 mengecek kendurnya rantai

Gambar 3.11 gir belakang dan depan

Dengan menggunakan gigi roda jentera yang baru, periksalah kerentangan rantai, apabila dapat ditarik lebih dari 12,7 mm (setengah gerak rantai), maka gantilah rantai tersebut.
Pada pelaksanaan pemeriksaan berkala tiap 1000 km, periksa kondisi kerusakan rantai berikut :
a.             Pin kendor atau terlepas.
b.             Mata rantai rusak.
c.             Kering atau berkarat.
d.            Mata rantai macet atau kocak.
e.             Melampaui batas pemakaian.
f.              Setelan rantai tidak tepat.
Bila rantai mengalami kondisi tersebut diatas dan kemungkinan besar disebabkan oleh gigi-gigi rantai (sproket) maka periksa gigi rantai dari kemungkinan kerusakan berikut :
a.             Gigi-gigi aus dan menjadi tajam.
b.             Gigi-gigi ada yang pecah atau rusak.
c.             Mur pengancung gigi sproket longgar atau terlepas.
Bila rantai diganti dengan yang baru, periksa apakah kedua gigi sproket sudah aus dan bila perlu gantilah sekalian. Jepitan sambungan rantai penggerak harus dipasang sedemikian rupa hingga bagian ujung yang terbuka akan menghadap berlawanan dengan arah putaran. Setel kekendoran rantai penggerak setiap 1000 km dengan cara di bawah ini hingga didapatkan kekendoran 25 – 35 mm pada titik pertengahan antara kedua roda gigi rantai. Rantai mungkin akan memerlukan penyetelan yang lebih sering tergantung pada kondisi anda mengendarai.
  Untuk menyetel rantai penggerak, ikuti langkah berikut :
a.             Tegakkan sepeda motor dengan standar tengah.
b.             Buka sekerup dan tutup rantai kiri
c.             Longgarkan mur pengunci dan mur poros setelah mencabut pena penjamin.
d.            Setel kekndoran rantai penggerak dengan memutar ke kanan atau ke kiri mul penyetel rantai ,pada saat bersamaan dengan di setelnya rantai roda belakangharus tepat lurus dengan roda gigi depan
Gambar 3.12 penyetelan rantai
3.    Pemeriksaan roda gigi
1.    Roda gigi belakang yang jelek bentuk giginya lancip /runcing
2.    Roda belakang yang baik bentuk giginya tumpul /sudah aus
3.    Roda depan yang baik ,bentuk giginya agak panjang dan tumpul
4. Pembersihan rantai


Gambar 3.13 Pemeriksaan Roda Gigi

4.    Pemberrsihan rantai
1.         Bersihkan rantai penggerak dengan solar kemudian sikat dengan bersih
2.         Semprot rantai penggerak dengan pistol udara dengan kering
Gambar 3.14 pembersihan rantai
5.    Penyetelan rantai penggerak
1.         Pasang rantai penggerak dan roda gigi pada sepeda motor.
2.         Perhatikan arah pemasangan mata rantai yang benar.
3.         Pasang tutup rantai penggerak atas dan bawah speedometer.\
4.         Cari kelenturan rantai bagian tengah yang paling tegang dengan jalan memutar roda belakang  secara perlahan-lahan (bagian tengah terletak di lubang pengintai rantai penggrak pada tutup rantai penggerak bagian bawah).
5.         Setel ketegangan rantai penggerak dengan jalan memutar mur penyetel rantaibagian kiri dan kanan sampai didapatkan ketegangan yang diijinkan
6.         Penyetelan rantai yang benar jika antara mur penyetel sebelah kiri dan kanan sama terhadap tanda penyesuai.
7.         Bila dilihat dari belakang roda, roda gigi depan lurus dengan roda gigi belakang.
Gambar 3.15 penyetelan rantai
8.         Keraskan kedua mur pengikat pada poros roda belakang.
9.         Pasang pin pengaman pada poros roda.
10.     Lumasi rantai dengan gemuk atau oli secara merata.
11.     Pasang kembali plastik penutup pengintai roda pada tutup rantai penggerak bagian bawah.
6.    Pemeriksaan akhir
1.      Hidupkan mesin dan perhatikan suara ketegangan rantai.
2.      Terlalu tegang maka suara akan mendengung.
3.      Terlalu kendor maka rantai akan bergesekan engan tutup rantai.
4.      Ketegangan rantai antara 10 – 20 mm.

7.    Membersihkan dan melumasi rantai roda
1.    Bersihkan rantai roda dari kotoran dengan menggunakan minyak pembersih atauparaffin dan keringkan segera, kemudian lumasi dengan oli atau pelumas sejenisspray.
2.    Bersihkan oli pelumas yang kelebihan pada rantai untuk menghindari cipratansewaktu rantai rpda berputar.
3.    Rantai dengan cincin bulat tidak boleh dibersihkan seperti di atas karena ring bulat tersebut akan rusak dan gemuk akan hilang yang bisa menyebabkan umurrantai menjadi lebih pendek.
4.    Jangan menggunakan uap atau air bertakanan tinggi untuk mencuci, pakailah pembersih rantai jenis spray atau gasoline.
5.    Untuk  rantai dengan cincin bulat pembersihan kotoran dengan deterjen yang tepat, keringkan kemudian gunakan oli roda gigi.
6.    Periksa sproket dari keausan dan kerusakan.
7.    Pastikan untuk mengganti rantai roda dan sproket secara bersamaan.
8.    Penggantian salah satu bagian saja akan mengakibatkan kerusakan yang lebih awal dari bagian yang diganti.
Gambar 3.16 membersihkan dan melumasi rantai roda motor
3.3         Servis Roda
Sepeda motor apabila pada roda ataupun bannya mengalami gangguan, maka akan membuat pengendara menjadi tidak nyaman karena laju kendaraan tidak normal dan bergetar, bahka bisa berakibat kecelakaan. Sebab-sebab perputaran tidak normal diantaranya adalah :
·               Pemasangan ban luar dan dalam tidak lurus (terpuntir)
·               Pelek bengkok (tidak lurus)
·               Poros roda sudah aus
·               Leher roda sudah aus
·               Pengikat roda tidak kencang
·               Karet tromol sudah rusak
·               Bus tromol sudah aus
·               Ban dalam pecah atau bocor
·               Ban luar sudah tipis dan robek sehingga ban dalamnya keluar.
Pada waktu membongkar catatlah ukurannya sehingga pada waktu memasang kembali tinggal mengikuti urutan secara terbalik sehingga posisi pasang kembali persis sama dengan posisi sebelum dibongkar. Pada waktu membongkar atau memasang roda diperlukan alat-alat bantu misalnya kunci pas dengan ukuran yang berbeda serta tang atau kunci Inggris.
Maksud membongkar ban adalah untuk mengganti ban luar atau ban dalam karena sudah rusak atau bocor tetapi jika hanya menambal ban dalam yang bocor, tidak perlu membongkar roda, cukup dengan membuka ban luarnya saja.
Alat bantu yang diperlukan adalah alat pencukil ban untuk mengeluarkan ban luar dari peleknya dan tang atau kunci pas yang cocok untuk membuka mur pentil ban dalam sehingga bisa lepas dari dudukannya pada pelek. Mencukil ban luar harus hati-hati karena jika tidak hati-hati dapat membuat ban dalam bocor atau sobek.


3.3.1            
1.    Konstruksi Roda Depan
Roda  Depan

Gambar 3.17 kontruksi roda depan

2.  Membongkar roda depan
1)  Naikkan roda depan lepas dari tanah dengan menempatkan sebuah 
       Blok kayu atau pengganjal di bawah mesin.
2)    Lepaskan sekerup pemasangan kabel speedometer dan kabel
       Speedometernya.
3)   Lepaskan pin pengaman dan mur poros.
4)   Keluarkan poros depan dan roda depan.
5)  Hati-hati jangan sampai menjatuhkan sepeda motor selama diservis.
6)   Lepaskan mur poros kemudian lepaskan roda depan.
7)   Jangan tekan handel rem depan setelah roda depan dilepaskan
       karena akan menyebabkan piston kaliper akan bergerak
keluar dansulit dipasang kembali.
8)     Keluarkan collar samping dan sil debu dari hub roda depan.
 9)    Lepaskan rumah roda gigi penggerak speedometer, sil oli danpenahan.
10)   Lepaskan kelima mur dan cakram rem dari sisi kiri hub roda.
11)   Lepaskan kelima mur dan cakram rem dari sisi kanan hub roda.
12)   Pada waktu membongkar, hati-hatilah jangan sampai oli ataugemuknya mengenai permukaan-permukaan sepatu remnya atau permukaan bagian dalam dari pada drum remnya.

 3.    Melakukan pemeriksaan
1)    Letakkan poros pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakan meter pengukur.

Gambar 3.18  pemeriksaan poros dengan meter pengukur

2)    Letakkan roda pada penyetel pelek.
3)    Putar roda dengan tangan ukur keolengan pelek menggunakan meter pengukur.
4)    Kebengkokan sebenarnya adalah setengah dari pembacaan total indikator.
5)    Setel jari-jari roda untuk memperbaiki keolengan pelek.
6)    Bantalan roda harus diganti secara brpasangan.
7)     Periksa keolengan pelek dengan meletakkan roda pada alat
penggantung untuk pemutaran roda.
8)    Periksa bantalan roda.
9)    Putar lingkaran dalam dari masing-masing bantalan dengan jari-jari.
10)  Bantalan harus berputar dengan halus dan tanpa suara berisik, jugaperiksa bahwa lingkaran luar bantalan terpasang dengan erat padaroda, keluarkan dan buang bantalan jika tidak dapat berputar denganhalus dan tanpa suara yang disebabkan bantalan terpasang denganlonggar pada roda.
11)  Lepaskan dan ganti dengan bantalan baru jika cincin-cincin tidakberputar dengan halus, dan ada suara berisik atau jika letaknya dalamkeadaan longgar pada hub.

4.   Mengganti bantalan
1)    Pasang alat kepala pemasang bantalan pada bantalan.
2)    Dari sisi berlawanan pasang alat poros pemasang bantalan dan dorong keluar bantalan dari hub roda.
3)    Periksa pelek roda terhadap keolengan dengan meletakkan roda pada alat penyetel pelek, putar roda dengan tangan dan bacapenyimpangan dengan menggunakan indikator dengan jarumpenunjuk (dial indicator gauge).
4)    Periksa jari-jari dari keolengan dengan cara memukulnya denganmenggunakan obeng. Jika jari-jari yang dipukul tidak mengeluarkanbunyi yang nyaring dibandingkan dengan bunyi jari-jari yang lain.Kencangkan jari-jari dengan alat khusus yaitu spock wrench. Apabilasuara pukulan obeng terhadap jari-jari sudah sama bunyinya hal inimenandakan bahwa jari-jari sudah rata kekencangannya

.     
Gambar 3.19 memasang kelonggaran bantalan


5.  Memasang roda depan
1)    Isi semua rongga-rongga bantalan roda depan dengan gemuk.
  2)    Dorong bantalan kiri ke dalam.
  3)    Pasang bosdan dorong bantalan kanan ke dalam.
4) Jaga agar posisi bantalan tidak miring sewaktu di dorongmasuk.
5)  Pasang bantalan dengan sisi yang tertuptup menghadap keluar.
  6)    Jaga agar bagian dalam tromol rem jangan terkena gemuk.
7)   Berikan gemuk pada bagian dalam sil debu, pasang sil debu dan collar.
8)   Pasang panel rem pada tromol rem.
  9)   Masukkan poros roda dari sebelah kanan ke dalam roda.
10) Tepatkan alur pada panel rem dengan tonjolan pada garpu  depankanan.
  11)  Jagalah agar cakram rem tidak terkena gemuk karena daya
       pengereman akan berkurang dengan sangat cepat.
12) Agar diperoleh keseimbangan yang optimal tanda keseimbangan ban(sebelah tanda titik dengan cat pada sisi ban) harus ditempatkanberdampingan dengan ventil ban dan pasang ban dengan tandapanah menghadap ke arah perputaran.
13)  Pertama-tama masukkan bantalan kanan ke dalam hub sampai dudukdengan penuh pada tempatnya.
14)  Pasang collar perantara kemudian masukkan bantalan kiri roda kedalam hub menggunakan kunci perkakas yang sama.
15)  Jika cakram rem telah dilepaskan pasang cakram rem pada hubdengan tanda ketebalan minimum menghadap ke luar.
16)  Kencangkan baut-baut pemasangan cakram rem sesuai torsipengencangan yang telah ditentukan.
17)  Isi bibir sil debu kanan dengan gemuk dan pasang sil debu pada hubroda.
18)  Pasang collar samping kanan.
19)  Isi rumah roda gigi speedometer dengan gemuk dan pasang roda gigipenggerak.
 20) Lumasi alat penahan roda gigi speedometer dengan gemuk.
 21) Pasang alat penahan roda gigi speedometer pada hu roda, dengan menepatkan lidah-lidah alat penahan dengan alur-alur pemasangannya.
 22) Isi bibir sil debu kiri dengan gemuk dan pasang sil debu pada hubroda.
 23) Pasang rumah roda gigi speedometer pada hub roda, dengan
       menepatkan lidah-lidah pada alur-alur pemasangannya.
 24) Bersihkan cakram rem dengan zat pembersih gemuk berkualitastinggi.
 25) Letakkan roda depan di antara kedua kaki garpu depan.
 26) Tempatkan kaliper rem di antara cakram secara hati-hati agar tidakmerusak kanvas rem.
 27) Tepatkan alur pada rumah roda gigi speedometer dengan tonjolanpada kaki garpu depan dan masukkan poros depan dari sebelah kiri.
 28) Pasang dan kencangkan mur poros sesuai torsi pengecangan yangditentukan.
 29) Sambungkan kabel speedometer dengan sekerup pemasangan.
 31) Pasang sil oli pada hub.
 32) Pasang rumah roda gigi speedometer pada hub dengan
 30) Lumasi alat penahan dengan gemuk.
 menetapkanlidah-lidah alat penahan dengan alur pada roda gigi.
 33) Pasang sil debu dan collarsamping pada sisi kiri pada hub roda.
 34) Pasang roda depan dengan memasukkan cakram rem di antara keduakanvas rem.
 35) Tepatkan kedua tonjolan pada rumah roda gigi speedometer menjepitpipa garpu atau tonjolan pada pipa garpu kiri.
 36) Masukkan poros roda dari sebelah kanan.
 37) Kencangkan mur poros.
 38) Pasang pena pengaman baru.
 39) Pasang kabel speedometer dan sekerup pemasangan.
 40) Pasang pin pengaman baru dan renggangkan kaki pin pengaman.
Gambar 3.20 memasang rodadepan

41) Pasang kabel rem depan.
42) Setel jarak bebas hadel rem depan.

6.   Daya tarik bantalan kepala kemudi
 1) Pasang roda depan.
 2) Letakkan dongkrak atau alat penopang lain di bawah mesin  dan naikkan roda depan dari tanah.
 3) Letakkan poros kemudi pada posisi lurus ke depan.
 4) Kaitkan alat pengukur gaya (timbangan) pada pipa garpu dan tarikpegas sementara mempertahankan skala pada posisi tegak lurus padaporos kemudi.
  5)  Baca penunjukan alat pengukur pada titik dimana poros kemudi mulaibergerak.
       6)  Periksa gaya tarik bantalan kepala kemudi.
       7)  Setelah memastikan bahwa gaya tarik bantalan sesuai spesifikasi,pasang suku cadang yang telah dilepaskan dalam urutan terbalik daripada pelepasannya.
  8)  Tempatkan kabel-kabel mekanik dan kabel listrik pada tempat yangtelah ditentukan.
  9)  Pastikan bahwa tidak ada kabel mekanik atau kabel listrik yangmengganggu putaran poros kemudi.
10)  Jika perlu setel kembali mur penyetel kepala kemudi.
 
Gambar 3.21 daya tarik bantalan kepala kemudi

3.3.2             Roda  Belakang
1.        Konstruksi roda belakang

Gambar 3.22 kontruksi roda belakang

2. Melepas roda belakang
1)    Letakkan sepeda motor di atas standar utama atau letakkan dongkrak ataubalok penopang di bawah mesin.
2)    Lepaskan pena pengaman dan mur poros.
3)    Longgarkan mur penyetel rantai roda dan dorong roda belakang ke depan.
4)    Lepaskan klip penyambung rantai roda dan mata rantai penyambung (masterlink), lepaskan rantai roda.
5)    Lepaskan baut dan rumah rantai roda atas.
6)    Lepaskan baut dan rumah rantai roda bawah.
7)    Lepaskan mur penyetel rem belakang.
8)    Lepaskan pena pengaman dan lengan reaksi rem belakang.
9)    Lepaskan pin pengaman.
10)  Longgarkan mur poros.
11)  Longgarkan mur penyetel rantai roda atau longgarkan mur pengunci dan bautpenyetel.
12)  Kemudian dorong roda ke depan dan keluarkan rantai roda dari sproket.
13)  Keluarkan poros roda dan roda.
14)  Keluarkan collar samping dan sil debu.
15)  Keluarkan klip pengunci dan sproket rantai roda.

3.  Memeriksa roda belakang
1)    Letakkan poros belakang pada blok V dan ukur kebengkokan menggunakanmeter pengukur (dial gauge).
2)    Periksa keolengan pelek dengan menempatkan roda pada alat penyetelpelek.
3)    Putar roda dengan tangan dan ukur keolengan menggunakan meter pengukur (dial gauge).
                                   
Gambar 3.23 pelurusan poros belakang

4)    Periksa gigi-gigi sproket terhadap keausan berlebihan atau kerusakan, gantibila diperlukan.
5)    Jangan pasang rantai roda baru pada sproket aus atau rantai aus padasproket baru, baik rantai dan sproket harus dalam kondisi baik, jika tidakrantai atau sproket pengganti yang baru akan menjadi aus dengan cepat.
6)    Putar cincin dalam dari pada setiap bantalan dengan jari-jari, bantalan harusberputar dengan halus dan tanpa suara.
7)    Juga periksalah bahwa cincin luar bantalan terpasang dengan erat pada hubroda.
8)    Keluarkan dan buang bantalan apabila cincin bantalan tidak dapat berputardengan halus, tanpa suara, atau apabila tidak dapat terpasang dengan eratpada hub roda.
9)    Gantikan bantalan hub dalam pasangan.
10)  Masukkan alat bearing remuver head (kepala pelepas bantalan) padabantalan.
11)  Dari arah berlawanan masukkan alat poros pendorong bantalan dan dorongbantalan keluar dari rodanya.
12)  Lepaskan collar perantara dan keluarkan bantalan yang lain dan sil debu.
13)  Isi rongga-rongga bantalan dengan gemuk.
14)  Masukkan bantalan kiri baru secara tegak lurus dengan sisi yang tertutupmenghadap keluar.
15)  Pasang collar perantara pada tempatnya.
16)  Pastikan bahwa collar perantara ada pada tempatnya sebelum memasangbantalan kanan.
17)  Masukkan bantalan kanan baru secara tegak lurus dengan sisi yang


Gambar 3.24 alat pengukur dial indikator gauge

23)  Lepaskan mur-mur cakram rantai.
24)  Keluarkan cakram rantai.
25)  Lepaskan flens, penggerak akhir (final drifen).
26)  Periksa kondisi dari gigi-gigi cakram rantai yang digerakkan.
27)  Ganti cakram apabila aus atau rusak.
28)  Jika cakram rantai telah aus atau rusak, rantai roda serta cakram penggerakrantai harus diperiksa juga.
29)  Lepaskan bus antara (distance collar).
30)  Lepaskan karet peredam dari roda belakang.
31)  Periksa kondisi karet peredam.
32)  Ganti karet peredam jika aus atau rusak.
33)  Lepaskan bantalan roda dengan menggunakan alat pelepas bantalan danporos pendorong bantalan.

Gambar 3.25 memasang kelonggaran bantalan

4.  Memasang rakitan roda belakang
1)  Isi semua rongga bantalan gemuk.
 2) Masukkan bantalan kanan dan kiri pada hub roda.
 3) Masukkan bantalan cakram rantai.
 4) Masukkan bantalan dengan mendatar, jangan sampai miring.
 5) Pasang bantalan dengan ujung tertutup menghadap keluar.
 6) Kanvas rem yang kotor mengurangi daya pengereman,